Mirissss! Curhatan Para TKI yang tidak bisa bertemu keluarga karena harus dikarantina
Minggu, 26 April 2020
WOOOWWWW!!!! Untuk Lindungi Pekerja Migran dari Pandemi Corona BP2MI Kucurkan Rp 7 Miliar
Edit
Liputan6.com, Kendal Wabah corona yang terjadi di seluruh
dunia membuat banyak Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri memutuskan untuk
kembali ke Tanah. Termasuk Sakur (35 Tahun) dan Anas Muhidin (24 Tahun) TKI di
Malaysia yang berasal dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Baru dua hari lalu Sakur dan Anas menginjakkan kakinya di
Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung. Perjalanan panjang ditempuh keduanya dan
harus melewati beberapa kali pengecekan sebelum tiba di kampung halamannya.
Sakur dan Anas yang meninggalkan Negeri Jiran sejak 31
Maret 2020 lalu harus menjalani isolasi selama tiga hari di Batam. Setelah
dinyatakan sehat, keduanya diperbolehkan terbang ke Yogyakarta.
"Setelah tiga hari di sana (Batam), kami kemudian
terbang ke Yogya dan baru tiba di rumah ini dua hari lalu. Kami langsung didata
dan dicek kesehatannya. Setelah itu kami isolasi di rumah," kata Sakur
saat ditemui di rumahnya, Minggu (5/4).
HomeNewsPeristiwa
Curhat TKI Asal Kendal, Rela Tak Ketemu Anak-Istri Karena
Harus Isolasi Diri
Gilar RamdhaniGilar Ramdhani
05 Apr 2020, 20:35 WIB
10
Rela Tak Ketemu Anak Istri, Demi Rampungkan Masa Isolasi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang touring ke
desa-desa untuk mengecek tempat karantina menyempatkan waktu untuk menengok
Sakur dan Anas.
Liputan6.com, Kendal Wabah corona yang terjadi di seluruh
dunia membuat banyak Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri memutuskan untuk
kembali ke Tanah. Termasuk Sakur (35 Tahun) dan Anas Muhidin (24 Tahun) TKI di
Malaysia yang berasal dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Baru dua hari lalu Sakur dan Anas menginjakkan kakinya di
Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung. Perjalanan panjang ditempuh keduanya dan
harus melewati beberapa kali pengecekan sebelum tiba di kampung halamannya.
BACA JUGA
Selama Pandemi Corona, Bima Arya Donasikan Gajinya untuk
yang Membutuhkan
Sakur dan Anas yang meninggalkan Negeri Jiran sejak 31
Maret 2020 lalu harus menjalani isolasi selama tiga hari di Batam. Setelah
dinyatakan sehat, keduanya diperbolehkan terbang ke Yogyakarta.
"Setelah tiga hari di sana (Batam), kami kemudian
terbang ke Yogya dan baru tiba di rumah ini dua hari lalu. Kami langsung didata
dan dicek kesehatannya. Setelah itu kami isolasi di rumah," kata Sakur
saat ditemui di rumahnya, Minggu (5/4).
2 dari 3 halaman
Tidak Bisa Menggendong Anak
Setibanya di rumah, Sakur yang memiliki anak balita tak
dapat melepas kangen padanya. Rasa kangen bertemu keluarga terpaksa dikubur
dalam-dalam karena dirinya harus menjalani isolasi diri. Selama 14 hari tidak
akan keluar rumah dan tidak berjumpa dengan keluarga.
"Anak saya balita, sejak pulang dari Malaysia, saya
dan Anas langsung isolasi mandiri di rumah. Belum berani bertemu keluarga.
Rasanya pengen gendong anak," ucap Sakur lirih.
Anaknya tinggal bersama ibunya di rumah belakang
tempatnya melakukan isolasi. Meski dapat memandang dari kejauhan, namun ia
sedih karena tidak bisa menggendongnya.
"Kalau dikatakan kangen, ya kangen sekali. Tapi
belum berani ketemu. Biar menjaga satu sama lain. Saya tidak tahu, apakah saya
membawa virus corona itu atau tidak, yang penting menjaga agar anak dan
keluarga tidak tertular," imbuh Sakur.
Sakur dan Anas berangkat ke Malaysia untuk mengadu nasib.
Keduanya bekerja di bagian kelistrikan dan mendapat upah 70 Ringgit sehari.
"Alhamdulillah uangnya masih ada, jadi kalaupun
harus isolasi selama dua minggu, masih punya tabungan," timpal Anas.
Dapat
Bantuan Sembako
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang touring ke
desa-desa untuk mengecek tempat karantina menyempatkan waktu untuk menengok
Sakur dan Anas.
Dengan menjaga jarak dan mengenakan masker, Ganjar
mengajak ngobrol dua warganya itu serta memberikan motivasi. Ganjar juga
memberikan sembako kepada keduanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
selama karantina.
"Pokoknya kudu sabar, sampai 14 hari harus karantina
di rumah. Kalau merasa batuk, pilek dan demam, segera telpon bidan desa untuk
dilakukan tindakan," kata Ganjar.
Ganjar mendoakan agar keduanya sehat dan tidak terpapar
Covid-19. Meski begitu, ia tetap meminta agar Kepala Desa serta bidan desa
selalu aktif melakukan pemantauan.
"Tidak hanya untuk mas Sakur dan mas Anas ini, nanti
kalau ada warga lain yang mudik harus dikarantina selama 14 hari. Kita semua
menjaga bersama, agar penyebaran virus ini tidak semakin meluas,"
imbuhnya.
Ganjar juga meminta masyarakat di sekitar untuk bergotong
royong membantu saudara sekitar. Apabila ada salah satu warga yang terdampak,
maka warga yang mampu harus mengulurkan bantuan.
"Hidupkan lagi lumbung desa, jimpitan dan giatkan
sumbangan bagi mereka yang mampu. Tujuannya untuk membantu saudara-saudara kita
yang terdampak," tutupnya.
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya

0 Response to "Mirissss! Curhatan Para TKI yang tidak bisa bertemu keluarga karena harus dikarantina"
Posting Komentar